Transformasi Rumah Baca Pangangadakkang; Ruang Literasi dengan Katalogisasi Digital dalam Program KKN Unhas

 

Suasana Pengisian INLISLite Untuk Digitalisasi Bahan Bacaan Di Perpustakaan Rumah Baca Pangngadakkang Bontokassi 

Takalarterkini.com, -  Bontokassi, Galesong Selatan.  Perpustakaan desa kerap menjadi pusat pengetahuan di masyarakat, namun sering kali menghadapi berbagai kendala, mulai dari penataan ruang hingga pendataan koleksi. Menjawab tantangan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi Universitas Hasanuddin menggandeng Rumah Baca Pangangadakkang di Desa Bontokassi untuk melakukan pembenahan menyeluruh, baik secara fisik maupun digital.


Langkah awal yang dilakukan adalah menata ulang ruang baca agar lebih nyaman, rapi, dan memudahkan pengunjung menemukan buku. Rak-rak yang sebelumnya kurang teratur kini disusun berdasarkan kategori dan jenis bacaan, menciptakan suasana kondusif bagi kegiatan literasi. Tidak berhenti di situ, mahasiswa KKN juga membantu proses pendataan dan penjajaran koleksi. Semua buku diinventarisasi secara sistematis, dan dikelompokkan sesuai kategori sehingga memudahkan pencarian maupun peminjaman oleh pengunjung.

Pembuatan Dan Modifikasi Rak Baca Di Perpustakaan Rumah Baca Pangngadakkang Oleh Mahasiswa KKN Tematik Literasi Unhas 


Inovasi utama dari kegiatan ini adalah penerapan sistem digital INLISlite. Melalui pelatihan yang diberikan, pengurus rumah baca kini dapat menginput seluruh koleksi buku ke dalam database digital. Sistem ini mempermudah pencatatan, pelacakan, dan pembaruan koleksi, menjadikan pengelolaan perpustakaan lebih cepat dan efisien.


Menurut Vania Langngan Todingan, Selaku penanggung jawab program kerja KKN ini, penggunaan teknologi digital merupakan langkah penting untuk keberlanjutan pengelolaan perpustakaan desa.

Founder Rumah Baca Pangngadakkang Bersama Mahasiswa KKN Tematik Literasi Unhas Saat Melihat Hasil Pengisian INLISLite Perpusnas 


“Kami ingin Rumah Baca Pangangadakkang dapat mandiri mengelola perpustakaan dengan sistem yang terstruktur. Digitalisasi ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang membangun budaya literasi yang lebih kuat di masyarakat,” jelasnya.


Hal senada disampaikan Hamrani Hamid, pengurus Rumah Baca Pangangadakkang, yang mengapresiasi pendampingan dari mahasiswa KKN Unhas. “Sebelumnya kami mencatat koleksi secara manual, yang memakan waktu dan kadang kurang rapi. Dengan sistem INLISlite, semuanya lebih cepat, tertata, dan mudah diakses. Ini akan sangat membantu pelayanan kepada warga,” ujarnya.

Rehabilitasi Tempat Membaca Rumah Baca Pangngadakkang Bontokassi 


Dengan adanya perpustakaan yang tertata rapi dan terdigitalisasi, diharapkan minat baca masyarakat Bontokassi semakin meningkat. Rumah Baca Pangangadakkang kini tidak hanya menjadi tempat membaca, tetapi juga ruang belajar yang interaktif, nyaman, dan ramah bagi semua kalangan. AJM/RedTT.


Sumber: Mahasiswa KKN Tematik Literasi Desa Bontokassi 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aklamasi, Alauddin Torki Pimpin KONI Takalar Dalam Rapat Pleno

Tim BKP-PK Psikologi UNM Gelar Program Pendampingan “Tabung Emosi” Bagi WBP Lapas Kelas IIB Takalar

Gelar Rapat Persiapan, Panitia Konferkab PGRI Takalar Matangkan Pelaksanaan