Matangkan Pelaksanaan Lokakarya P5, UPT SMAN 5 Takalar Gelar Kunjungan Budaya Ke BBrG

 

Peserta P5 Dari UPT SMAN 5 Takalar Bersama Pemilik BBrG

Takalarterkini.com, - Galesong. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5 menjadi salah satu muatan kurikulum merdeka atau kurikulum nasional. Dimana P5 memiliki ragam dimensi penguatan karakter murid. UPT SMAN 5 Takalar yang baru tahun ini (tahun pertama) menerapkan kurikulum nasional untuk kelas X (sepuluh) melakukan kegiatan P5 dengan 2 tema yakni gaya hidup berkelanjutan dan kearifan budaya lokal.

2 tema ini dipilih sebagai salah satu hasil analisis masalah yang ditemukan olah murid dan guru di lingkungan sekolah. Banyaknya sampah plastik dan sampah lainnya menjadi dasar dalam pelaksanaan P5 ini. Selain itu, tema kedua yang dipilih yakni Kearifan Budaya Lokal dengan topik budaya lokal Makassar Attabek. Fenomena pengaruh budaya luar dan teknologi membuat murid kurang lagi memiliki karakter berdasarkan nilai-nilai kearifan budaya lokalnya. Salah satu yang menjadi fenomena masalah yang ada di lingkungan UPT SMAN 5 Takalar ialah pudarnya budaya Attabek.

Koordinator dan fasilitator P5 bersama unsur Pimpinan Sekolah pun merancang modul ajar dan tahapan pelaksanaan P5. Dimana akhir dari pelaksanaan kegiatan ini ialah lokakarya hasil pelaksanaan 2 tema yang dipilih, Jumat 8 November 2024.

Kepala UPT SMAN 5 Takalar Bersama Tim P5 dan Guru

Khusus tema Kearifan Budaya Lokal Attabek, UPT SMAN 5 Takalar merancang kunjungan budaya ke salah satu Desa Wisata Budaya dan Kampung Adat Budaya Balla Barakkaka ri Galesong (BBrG) yang berada di Desa Galesong Kota Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. 

Kunjungan tersebut dalam rangka penguatan konsep dan pengetahuan mengenai budaya lokal Attabek. Bertindak sebagai narasumber yakni Aminudin Salle Karaeng Patoto (Guru Besar FH Unhas asal Galesong) dan Abdul Jalil Mattewakkang yang juga Ketua Pokdarwis BBrG sekaligus Ketua Umum Pammuntuli Baji.

Dalam sambutannya, Kepala UPT SMAN 5 Takalar (Murniati) menyampaikan bahwa kunjungan kami hari ini dan memilih BBrG sebagai lokasi penguatan konsep Attabek sudah sangat cocok dan sesuai. Hal ini karena di BBrG kita dapat melihat ragam nilai, kearifan, dan budaya lokal Suku Makassar.

Prof Aminuddin Salle Saat Menyampaikan Materi Pengenalan BBrG, Budaya Lokal, Kepemimpinan, dan Digitalisasi Budaya Lokal 

"Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami dan siswa kami untuk berkunjung ke tempat ini. Semoga dengan kedatangan dan kehadiran mereka di tempat ini serta mendengar paparan dari 2 narasumber akan menambah pemahaman mereka tentang tema P5 yang akan mereka buat dan lokakaryakan dalam waktu dekat ini," imbuhnya.

Sementara itu, Karaeng Patoto sapaan akrabnya Prof Aminuddin Salle menyampaikan rasa bangga dan bahagianya karena ini merupakan kunjungan pertama siswa asli Galesong ke BBrG. Sebelum-sebelumnya yang ramai berkunjung rata-rata dari Makasar dan dari Negara lain. Selamat datang dan selamat belajar aksara Lontarak dan digitalisasi budaya lokal di kawasan anak-anak dan cucuku semua, pungkas Mantan Ketua KOPERTIS Wilayah IX ini.

Paparan materi yang disampaikan oleh Karaeng Patoto seputar digitalisasi budaya lokal dan konsep kepemimpinan Appaka Sulapak, serta pengenalan beberapa objek di kawasan BBrG.

Ketua Pokdarwis BBrG, Abdul Jalil Mattewakkang Saat Memaparkan Materi Budaya Lokal Makassar Attabek

Abdul Jalil Mattewakkang yang membawakan materi mengenai mengenal dan memahami budaya lokal Makassar Attabek menjelaskan dan mengurai pengertian, simbolik, pemaknaan, dan filosofi budaya yang ada pada budaya Attabek tersebut.

"Luaran utama dari budaya lokal Attabek ini ialah karakter Sipakatau (saling memanusiakan). Budaya Attabek bukan sekadar gerakan namun ialah nilai (value) yang menjadi identitas manusia Makassar", tutupnya. AJM/RedTT.

Penulis: AJM-Cora