Tumpah Ruah; Ratusan Orang Padati Launching dan Bedah Film Dokumenter Maestro Pelestari Aksara Lontarak Makassar
Flayer Launching Dan Bedah Film Dokumenter Sang Pelestari Aksara Lontarak Makassar |
Takalarterkini.com, - Pattallassang, 21 September 2024. Perkumpulan Pemuda Panrannuangku Peduli Film Seni Budaya dan Sejarah Indonesia (Pammuntuli Baji Institut) kembali dipercaya sebagai organisasi kemasyarakatan yang mendapatkan dana hibah kebudayaan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, LPDP, dan DANA INDONESIANA kategori Dokumentasi Karya Pengetahuan Maestro (DKPM) Aminuddin Salle Karaeng Patoto Maestro Pelestari Aksara Lontarak Makassar.
Setelah melalui beberapa tahapan panjang kegiatan dalam bentuk kategori Dokumentasi Karya Pengetahuan Maestro (DKPM) tahun 2024, mulai pelatihan penulisan buku, take film dokumenter, kemah literasi budaya aksara lontarak yang terbagi menjadi 2 wilayah dengan kapasitas 200 peserta dari kalangan pelajar SMP/MTs dan SMA/SMK/MA sederajat se-Kabupaten Takalar, panitia pelaksana gelar launching dan bedah film dokumenter di Museum Daerah Ballak Appaka Sulapak Kabupaten Takalar.
Terlihat ratusan orang dari berbagai kalangan duduk bersila mulai dari kalangan pelajar SMP/MTs dan SMA/SMK, pegiat literasi, pegiat seni, pegiat budaya, pegiat sineas, hingga tokoh muda dan masyarakat umum turut hadir dan berantusias menonton film dokumenter "Maestro Pelestari Aksara Lontarak Makassar" oleh Prof. Dr. H. Aminuddin Salle, S.H., M.H Karaeng Patoto. Panitia pelaksana tampak piawai dalam menghadirkan pembedah dengan memadukan YouTubers lokal, pegiat budaya, dan pemerhati anak muda.
Tampak Ketua Umum Perkumpulan Pemuda Panrannuangku Peduli Film Seni Budaya dan Sejarah Indonesia, dalam kapasitasnya sebagai produser di sesi sambutan mengatakan kalau kegiatan ini tentu menjadi bukti kecintaan dan kebanggaan terhadap aksara yang dimiliki masyarakat suku Makassar.
"Kurang lebih 216 negara di dunia saat ini dan hanya sekitar 7.000 aksara yang telah teridentifikasi dan salah satunya ialah aksara lontarak sebagai warisan budaya kita orang Makassar dan ini menjadi sebuah tanggungjawab secara moral untuk kita semua agar senantiasa menjadi motor penggerak pelestari aksara lontarak dan bahasa daerah (bahasa Makassar)", ungkap Daeng Matte.
Senanda dengan produser, sosok yang lebih dikenal dengan sapaan Kak Detol mengatakan bahwa sosok Prof Aminuddin Salle menjadi panutan dan motivator bagi diri kita semua untuk terus melestarikan identitas dan bahasa daerah kita sendiri.
"Berkat tatanan kepribadian dan kehidupan Prof Aminuddin Salle yang terus menggaungkan aksara lontarak sebagai media dalam menjalani hidup bagi orang Makassar atas dasar nilai-nilai pesan moral aksara lontarak dan pesan-pesan yang dikandungnya, sehingga pembuatan film dokumenter ini menjadi rekam jejak digital atas keistimewaan aksara lontarak", ungkap Daeng Tola.
Penulis: DM
Komentar
Posting Komentar