Komunitas Belajar; Akselerasi Hasil Belajar Murid Berbasis Peningkatan Kompetisi Guru

Kepala Sekolah dan Tim PKP
(Pengurus Kombel Al Fatih KEREN)

Oleh: Abdul Jalil Mattewakkang

Takalarterkini.com, - Takalar. Belakangan ini dunia pendidikan disibukkan dengan aktivitas webinar, belajar bersama, saling berbagi dan lain sebagainya, khususnya para kepala sekolah dan guru. Ada apa ya? Sebuah pertanyaan yang mesti mendapat jawaban komprehensif agar tak menimbulkan multimakna dan multitafsir, terlebih diberbagai media sosial, khususnya tiktok, facebook, Instagram, dan youtube telah dihiasi dengan narasi positif dan negatif perihal hal ini. Apa itu?, benar pengelolaan kinerja di PMM dan geliat pemanfaatan Komunitas Belajar (Kombel).


Komunitas Belajar (Kombel) sendiri memiliki makna sebagai wadah tempat berhimpunnya sekelompok pendidik dan tenaga kependidikan dalam suatu sekolah atau lintas sekolah untuk belajar bersama dan berkolaborasi secara rutin dengan tujuan yang jelas dan terukur dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik. Tujuan utama dari adanya komunitas belajar di sekolah ialah meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dan membangun budaya belajar bersama yang berkelanjutan.


"Jika kita hanya mengajarkan tentang pikiran tidak menyentuh hatinya, sesungguhnya kita tidak melakukan apa-apa" (Aristoteles).


Kombel sendiri terdiri atas 3 jenis yakni kombel internal sekolah, Kombel lintas sekolah dan kombel daring. Ketiga kombel ini memiliki penggerak dari berbagai latar belakang yakni kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan serta praktisi pendidikan. Hadirnya Kombel di sekolah sebagai sarana merealisasikan terjadinya kolaborasi antar pendidik, dan meminimalisir ketimpangan kompetensi antar guru. Dimana perannya sebagai wadah mengedukasi, memfasilitasi, mendorong, dan mengintegrasikan pembelajaran berbasis kurikulum merdeka.


Dilihat dari deskripsi dan tujuannya ini, Kombel hadir untuk memberikan pemahaman dan pengalaman bersama secara luas di antara para pendidik. Tak sekadar memiliki kompetensi sendiri, namun Kombel menjadi sarana bersama untuk belajar dan berkolaborasi dalam menyelesaikan, memberikan solusi, dan merefleksi masalah-masalah yang ditemukan selama proses pembelajaran di kelas oleh para guru.


"jadikan setiap kesalahan sebagai pelajaran untuk tumbuh dan berkembang".


Terbangun sebuah stigma bahwa Kombel harus terdaftar di PMM agar diakui, Kombel harus memiliki ini dan itu. Informasi-informasi semacam ini yang membuat para guru semakin galau, bahkan ada juga yang sudah tak fokus pada tugas utamanya sebagai pengajar, pembimbing dan pendamping peserta didik. Diperparah dengan tuntutan mengejar dan mengumpulkan sertifikat pelatihan baik lewat aksi nyata PMM ataupun mengikuti webinar demi memenuhi RHK (Rencana Hasil Kerja) di PMM sebagai proses pengelolaan kinerja seorang guru dan kepala sekolah.


"Setelah mengajar, guru butuh belajar agar meningkat kompetensinya".


Hadirnya Kombel di sekolah atau lintas sekolah dan daring (webinar) ini diharapkan menjadi jembatan akselerasi peningkatan kompetensi yang berdampak pada pengelolaan proses pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik juga dapat meningkat. Dikombel sendiri, pengurus melakukan refleksi bersama untuk menemukenali akar masalah yang telah diurai dan diutarakan oleh para guru. Berlanjut membuat perencanaan program pelatihan untuk peningkatan kompetensi guru. Setelah itu, pengurus Kombel mengimplementasikan perencanaan tersebut dalam ragam aktivitas pengembangan kompetensi. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah sangat vital. 


Memberikan ruang, motivasi dan dorongan serta anggaran dalam pelaksanaan kegiatan Kombel. Dukungan ini akan membuat para guru dan tenaga kependidikan merasa diperhatikan dan diberi kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya. Setiap perencanaan yang dibuat dan dilaksanakan tentunya akan ada hambatan dan masalah serta kekurangan, maka evaluasi menjadi salah satu bentuk yang sangat efektif. Hal ini agar kita bisa mengukur dan menilai hambatan dan kendala yang ada untuk diperbaiki.


"jangan berhenti belajar karena hidup tidak pernah berhenti mengajarkan hal-hal baru".


Penggerak Kombel dan anggotanya mesti menunjukkan perubahan dalam mengelola pembelajaran di ruang-ruang kelas. Ragam inovasi, kreasi, dan ide pembelajaran mampu dielaborasi sesuai dengan kodrat dan potensi peserta didik dan lingkungan sekolah.


Takalar, 19 Februari 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru Besar FBS UNM Asal Takalar, Launching Terjemahan Al-Qur'an Ke Dalam Bahasa Makassar

Ribuan Warga Padati Buka Puasa Bersama Di Kediaman Orang Tua Irwan Iskandar

Putra Galesong Raih Juara 1 Kepala SMP Inovatif Pada Apresiasi GTK Tingkat Sulsel Tahun 2023